Saya pakai istilah mengatasi, bukan mengalahkan. Karena realitanya tidak mudah mengalahkannya. Ini berdasarkan apa yang berhasil untuk saya, tak ada jaminan bisa berhasil untuk anda. Saya bukan dokter atau psikolog. Tapi yang jelas…saya bukan tukang kotbah atau bahkan motivator bayaran. Motivasi saya hanya berbagi. You who had been there…. Will easily relate to what I talk.

Kalau anda masih sehat atau waras ada baiknya baca-baca soal ginian. Kalau udah kena depresi anda akan malas mencari tahu apa itu depresi. Yes…because you’re too depressed.

Yang hidupnya lagi enak-enak juga jangan kira anda invincible. Sekarang anda bisa saja mencemooh orang-orang depresi sebagai lemah, sampai saat semua kunci kebahagiaan anda dirampas sekejap mata. Jangan nggaya anda bakal sekuat Nabi Ayyub ketika miskin mendadak atau bojomu selingkuh trus anakmu dipenjara.

Ini bukan soal karma. Cuma mo ngomong…. apes itu nggak lihat-lihat orang.


WARNING:

Apa yang berhasil saya lakukan hanyalah pada satu tipe tertentu dari depresi. Depresi yang lebih akut butuh bantuan profesional: psikolog, psikiater, terapis dll. Anda nggak bisa menyamaratakan semuanya. Apakah anda perlu profesional atau cukup dengan metode “Ekalaya” kayak saya….anda yang tentukan. Pengalaman buruk saya: depresi dikasih obat penenang saja. Tanpa sesi konseling. Untung deh saya terapi pake jurus Taichi abal-abal kok ndilalah bisa mengatasi.

Apakah anda kena depresi? Kenali gejalanya:

-Sedih mendalam


-Nggak doyan makan. Tapi bisa juga malah makan nggak aturan.


-Aktivitas sehari-hari terganggu. Anda maunya menyepi terus menerus.


-Secara fisik: gangguan tidur dan turunnya berat badan. Tapi bisa juga malah naik.


-Sensitif sama ucapan orang. Gampang marah.


-Merasa kosong, gak ada tujuan.


-Merasa tak ada orang yang paham.


-Hiburan macam apapun tidak lagi manjur. Bahkan cuma pelampiasan sesaat.


-Menangis sendirian. Atau bisa juga ketawa sendirian.


-Pingin bunuh diri.


Apa yang bikin depresi terasa berat?

Karena depresi bukan cuma serangan psikologis. Bisa jadi ada pengaruh genetik dan hormonal. Tumbuh di lingkungan depresif bisa lebih parah lagi dampaknya.


TEKNIK


1. FASE 1: AKUI
2. FASE 2: SINKRONISASI TUBUH & PIKIRAN
3. FASE 3: LEWATI


FASE 1: AKUI

Mengakui berarti menerima kekalahan, rasa sakit. Dalam Jiu Jitsu, menerima kekalahan adalah dengan menepukkan tangan atau “tap”. Mengakui bahwa ego kita bukan apa-apa dibanding semesta. Mengakui bahwa kita masih punya kerendahan hati untuk mengaku….saya kalah. Akui anda sakit karena depresi. Akui sebabnya apa. Saya depresi karena iman saya tak menemui ujung. Saya depresi karena dikhianati mantan. Saya depresi karena dikhianati sahabat. Saya depresi karena disepelekan keluarga. Saya depresi karena saya dibuang oleh orangtua. Akui saja. Terima rasa sakit itu. Menolaknya anda akan tambah ngerasa perih.

Jangan kayak orang mabok. Penderita depresi kadang ada yang denial. “Aku fine-fine aja kok…”…” Aku ra popo”. Tapi ngomongnya sambil mbrebes dan misuh “Jancuk…”.. Ini bikin kita malah sakit. Akui saja. Ya, saya depresi dan saya nggak bahagia.

Di fase ini, bantuan dari teman dekat, keluarga sangat membantu. Mungkin sekadar tempat curhat atau ngasih semangat. Hindari orang suka kotbah. Orang macem gini tahunya cuma “depresi itu karena jauh dari Tuhan”. Paling males kalo malah nyemburin muka anda pake ayat kitab suci. Orang macam gini suruh magang aja ke twitternya Ustadz Tengku yang anti batik itu. Masalahnya kalau anda tak punya orang dekat. Gimana cara mengatasinya?

Menangis lah jika tak tertahankan. Emang aib kalo cowok macho sixpack fighter sampe ketahuan nangis. Untung saya enggak jadi bebas aja saya nangis. Dengan syarat…nangisnya jangan direkam atau di-selfie trus dipost di medsos. Soalnya nanti anda bakal dibully dan bikin malah parah depresinya. Menangislah sehabis ritual misalnya sehabis sholat, sehabis berdoa atau sendirian di bangku gereja. Kalau anda atheis, menangislah sehabis menulis sumpah serapah anda kepada Tuhan. Kalau saya yang paling manjur adalah sehabis nangis tidur.

Beberapa ada yang perlu pelampiasan destruktif, mecahin barang. Ya lakukan aja. Meski ada resiko juga untuk itu. Pecahin aja barang-barang pemberian mantan, robek-robek fotonya, banting aja i-phone yang ia belikan, bakar motor yang ia kasih. Asal siap dengan konsekuensi yang bakal lebih parah lagi.

Yang jelas kalau bisa jangan menyakiti diri dulu….kenapa?

Karena diri itulah yang hendak ditolong. Kalau barang-barang ya masih bisa nyari gantinya.

Ciri-ciri anda sudah siap ke fase selanjutnya adalah ketika perasaan anda mulai lega. Anda mengakui dengan sadar. Ya…saya sakit depresi. Saya mau sembuh.

Kalau anda belum merasa mau sembuh, cari pelampiasan dulu. Ingat. Rusaklah barang-barang tapi jangan diri anda. Ingat…orang yang bikin anda depresi mungkin semakin bahagia lihat anda depresi. Saat depresi, anda nggak bisa melakukan balas dendam terbaik.


FASE 2: SINKRONISASI TUBUH & PIKIRAN

Karena depresi ada pengaruh dari hormon dan genetik, maka kita perlu melakukan “lelaku”…mungkin semacam tirakat kecil. Jika fisik anda sehat dan bugar, lebih mudah mengatasi depresi. Setiap marah tarik nafas, hembus keras dan lalu atur pelan-pelan…itu salah satu cara saya.
Lakukan olahraga yang soliter….Forrest Gump melakukan lari (sampe keliling Amerika), teman saya touring sendirian, kalau saya melakukan jurus-jurus silat sendirian. Gerakan saya comot dari komik dan film….masa bodo aja…

Saya juga menciptakan ritual-ritual fisik custom untuk diri sendiri. Misalnya setiap pagi saya melakukan jurus (belum saya kasih nama). Isinya gerak dan visualisasi. Saya akan berdiri menghadap pintu, melakukan sembah dan beberapa langkah pukul dan bela seacam silat. Ditutup dengan tepukan.

Selanjutnya saya melakukan visualisasi seakan berada di ruang virtual komputer. Saya gerakkan jari seolah meng-klik semua masalah saya, yang mana saya depresif. Saya klik kanan dan delete, lalu empty recycle bin. Bayangkan seperti Tony Stark di Iron Man 2. Namun lakukan ini sendirian. Karena anda secara visual sudah kayak orang gila.

Olah kanuragan gini juga baik dilambari dengan mantra. Anda bisa ciptakan mantra anda sendiri yang bisa merasa anda nyaman dan tenang. Bagi yang muslim mungkin bisa dapat ketenangan dari surat Alam Nasyrah. Kalau favorit saya adalah petilan Surat Al-An'am Ayat 59.

Saya menikmati sesi “pantomim” gini. Bahkan ketika depresi sudah lewat saya masih melakukannya.

Membuat fisik sibuk akan membuat pikiran lebih mudah dijinakkan. “Control your body, then emotion…” kurang lebih itu inti yang disampaikan Rickson Gracie dalam perannya sebagai guru beladiri Bruce banner di film Incredible Hulk.

Atur diet. Cobalah berpuasa (meski otomatis kalo depresi susah makan). Hindari makanan berdaging. Hindari kopi dan alkohol. Air hangat di pagi hari sangat menentramkan. Puasa dapat mengontrol naluri tubuh kita.

Sebagai teman fase ini dengarkanlah musik-musik sehat. Jangan yang depresif meski ada tergoda memutarnya. Muter musik keras juga nggak jaminan bikin depresi reda. Kalau bisa bahkan…cobalah anda yang menyanyi sendiri. Selama saya dalam proses terapi pribadi….saya nyanyi “Rain Drops keep fallin in my head…” sama “Here, There and Everywhere…”. Tapi belakangan saya lebih suka nembang “Ana kidung rumeksa ing wengi…”

Tontonlah film-film yang bisa jadi terapi. Pilihan terbaik saya adalah Forrest Gump dan Shawsank Redemption. Kalau udah merasa mendingan, ganti nonton Jurassic Park. Anda bisa punya pilihan sendiri.

Fase ini sudah anda lewati jika anda sudah merasa lebih tenang dan merasa ingin sembuh. Ingat! INGIN SEMBUH dari dalam hati itu penting.


FASE 3: LEWATI

Istilah saya bukan mengalahkan atau menghancurkan. Namun melewati. Karena bisa saja ia mencegat kita di kemudian hari. Namun dengan latihan, anda mungkin akan bertarung lebih baik menghadapinya. Di fase ini kita sudah lebih tenang, terkontrol. Kalau masih merasa sakit itu wajar. Sembuh samasekali sih bullshit. Nggak usah nggaya.

Di fase ini, hal yang saya lakukan adalah mengkonversi “energi negatif” yang saya simpan. Caranya?

Membantu orang lain, bikin kegiatan, beramal dll.

Saya pribadi melakukan donasi ke badan amal sambil berniat menyalurkan kebahagiaan. Di saat ini anda sudah bisa bersyukur, mau ndengerin kotbah-kotbah juga udah oke lah. Anda sudah bisa bercanda. Anda mungkin perlu travelling dulu (kalo ada duit). Libatkan dalam kegiatan interaktif sosial. Tapi kalau anda pada dasarnya adalah reklusif, lakukan secara online.

Ini saat yang lega kalau anda mau minta maaf kepada orang-orang yang tanpa sengaja anda sakiti selama masa depresi. Beberapa dari mereka niatnya mungkin baik dan tulus, hanya saja mereka tidak paham kompleksitas depresi…ya karena mereka mungkin ada yang belum mengalami. Maafkanlah ketidakpahaman mereka dan mintalah maaf atas ke-menyebalkan-nan anda pada saat terkena.

Di fase ini akuilah bahwa anda sudah mengalami, mengakui, memulihkan diri dan mendapat pelajaran. Di sini anda sudah “wis ra popo”. Bahkan anda bisa menertawakan penyebab depresi anda. Ingatan anda tentang sesuatu tak lagi menyakitkan. Anda boleh pilih “forgive not forget” atau “unforgive and forget”.

Saya pilih “unforgive and forget”. Biarin aja. Nggak usah nggaya sok bijaksana.

Sampai fase ini anda siap menerima kesembuhan. Sekarang anda sudah bisa mendekat lagi ke Tuhan. Kali ini udah tulus. Jadi Tuhan fungsinya nggak buat tempat sambat dan curhat. Anda ber-Tuhan karena anda menyadari orkestrasi anda di dalam tubuh jagad semesta. Anda tidak lagi beribadah dengan beban dan duka, melainkan dengan rasa penuh syukur. Syukur itu suplemen spiritual. Konon salah satu kunci untuk mencegah depresi parah sebenarnya adalah rasa bersyukur. Ini adalah jargon klasik sekuno peradaban. Banyak terekam dalam ajaran-ajaran spiritual dunia.

Revenge?

Kalau masih ada niat revenge berarti anda masih di fase awal lagi. Tapi gimana dengan keadilan?

Revenge biasanya bikin semua jadi lebih parah. Solusi dari saya adalah…”karma auto pilot mode”

Saya tahu ada yang akan bilang…karma nggak ada dalam agama ini itu. Well… hukum kelistrikan dan magnet juga nggak ada dalam kitab suci agama manapun.


Teknik “karma auto pilot”.

Bayangkan anda di ruang virtual ala Tony Stark tadi. Klik target. Kunci. Klik kanan. Klik tombol “karma”, centang “auto pilot”. Klik options….centang OPTIMIZE. Tekan ENTER.

Cincin "jimat"

Dan sebagai penutup rangkaian terapi, saya bikin semacam monumen atau prasasti. Cincin yang ada pada foto inilah monumen saya. Tertulis “SOMEONE IS WORSE OFF…” semenderitanya kita, ada yang mungkin lebih menderita dan butuh bantuan kita. Meski bukan berarti anda nyaman menikmati posisi bahwa ternyata ada yang lebih sial… ya mau gimana lagi?

“LIFE IS NOT FAIR. GET USED TO IT… “, kata Patrick pada SpongeBob.

Suatu ketika seorang Raja mengadakan sayembara melukis. Hadiah akan diberikan kepada siapa yang bisa membuat lukisan terbaik bertema kedamaian. Banyak seniman menjajal mengumpulkan karya. Setelah diseleksi tersisalah cuma dua lukisan.

Fotonya nggak ada hubungannya hehe tapi karya sendiri, Boss

Lukisan pertama menggambarkan sebuah danau yang tenang, dikelilingi pegunungan. Langitnya biru dengan sedikit awan putih berarak mengambang. Semua punggawa istana sungguh kagum benar pada lukisan ini. Mereka bergumam, "Pasti ini lukisan yang akan menang...betapa damai hati memandangnya."

Namun Raja tak memilihnya melainkan lukisan kedua.

Lukisan kedua menggambarkan pemandangan yang berkebalikan sepenuhnya. Di situ terlukis pegunungan terjal. Langit gelap bermendung hitam bergumpal-gumpal. Badai dengan petir menyambar-nyambar. Dari sela-sela bukit menggerojog air terjun dadakan yang keruh karena banjir.

Kenapa gerangan Baginda Raja memilihnya?

Rupanya kalau diperhatikan detail, di sela-sela air terjun itu nampak sebuah cerukan. Di cerukan itu tumbuh sejumput semak liar. Di baliknya ada jerami-jerami teranyam. Di situ seekor burung pipit mengerami telur calon anak-anaknya. Dia diam tak terganggu oleh kekacauan badai di sekitarnya.

"Kedamaian adalah...", Baginda Raja menjelaskan, "....bukan berarti ketiadaan kekacauan, kesulitan atau kesusahan. Damai adalah...di antara sliweran kekacauan di sekelilingmu, kau tetap tenang dalam batin. Inilah makna sejati kedamaian."
Oleh: Gugun Ekalaya

Anda pernah lihat pria-pria dewasa, om-om, bapak-bapak bahkan juga ada kakek-kakek punya etalase berisi mainan-mainan? Mainan beneran loh bukan sex toys, bukan airsoft gun melainkan “mainan anak-anak” macam robot-robotan, replika superhero, boneka dll. Gimana reaksi anda (selaku orang kebanyakan hehehe) ketika tahu harganya banyak yang nggak murah?

Bwajigurrrr! Kok harganya nggak main-main?


Yesss…karena sebenarnya itu bukan mainan. Di dunia kolektor mainan, toys berarti collectible, sesuatu yang dikoleksi. Harganya ada yang cuma ribuan rupiah, ada yang nyampe jutaan. Tidakkah anda mikir kalo orang beli mainan seharga itu bener-bener nggak waras?
Hahaha emang sih kami-kami ini “nggak waras”.

Oke. Mari kita ngobrolin hal-hal tentang toys collecting yang bikin orang normal biasanya geleng-geleng kepala.

Toys dalam dunia kolektor mainan, ada beberapa. Setidaknya yang bisa saya sebut antara lain:
  • Action figure. Ini secara tegas dibedakan dengan “doll” atau boneka. Boneka itu buat cewek, kalo action figure (umumnya) buat cowok. Action figure memiliki sendi-sendi yang disebut artikulasi, jadi bisa digerakin buat berpose macem-macem.
  • Model kit. Robot-robotan macam Gundam. Ini beda loh ama robot-robotan yang emang buat mainan anak.
  • Model statue/figure. Patung karakter populer. Bedanya ama action figure, kalo action figure bisa digerakin, yang ini nggak. Cuman patung.
  • Diecast model. Itu tuh mobil-mobilan dari besi kayak Hotwheels.


Selain itu banyak lagi. Sedangkan cara memainkannya macam-macam. Antara lain yang saya tahu:
  • Buat dipajang dan dipamerkan. Ini paling banyak. Hampir semua kolektor mainan menaruh koleksinya di rak atau etalase. Bukan di box kayak anak kecil.
  • Buat dipotret. Ini berpadu dengan hobi yang lain lagi yaitu fotografi.
  • Dipegang-pegang, dirasain teksturenya. Yang jelas nggak buat wayang-wayangan kayak anak kecil. Kemahalan, Om hahaha


Banyak alasan orang koleksi mainan ginian. Ada yang suka film lalu suka action figure merchandisenya, ada yang suka disainnya, ada juga yang emang dari kecil dibeliin orangtuanya sehingga terbawa hingga dewasa.


Sekarang, apa sih pentingnya mainan “boneka” (jiahhh masih banyak yang nyebutnya boneka!) gini?
Sejak dari awal manusia membangun peradaban, manusia nggak lepas dengan yang namanya model figure atau patung karakter. Ini terlihat dari banyak  artefak purbakala berupa patung atau boneka kecil ditemukan. Konon dulunya, figure-figure itu untuk sesembahan. Makanya banyak figure berupa dewa-dewa. Namun juga ada figure yang menggambarkan manusia biasa sehari-hari. Jelas beda lah fungsi patung dewa ama patung mainan. Jadi bisa disimpulkan kalau bermain dengan patung (untuk selanjutnya kita sebut figure), adalah kegiatan rekreatif yang sudah ada sejak dulu.

Figure dari terracotta (tanah liat) berartikulasi
yang ditemukan di Yunani awal abad ke-5 Sebelum Masehi.
Figure dari gading (namun bertekstur mirip kayu) berartikulasi 
yang ditemukan di Grottarossa, Roma tahun 1964.


Manusia jaman dulu tentunya juga nggak perang atau berkembang biak melulu. Mereka juga menyalurkan energi kreatif dalam bentuk bermain dan membuat mainan. Ada yang berfungsi religius, ada juga yang murni rekreatif. Kalo jaman sekarang pastinya mainan nggak untuk disembah melainkan emang buat penyaluran energi reflektif dan kreatif. Nggak lucu dong nyembah action figure Naruto bikinan Bandai misalnya.

Adapun kalau kita masih lihat ikon-ikon agama berupa patung dewa atau orang suci, sudah beda dengan fungsi mainan yang kita kenal sekarang. Setidaknya antara patung religius dengan mainan biasa ada sedikit kesamaan. Yakni sebagai refleksi atau permodelan sebuah gagasan. Jadi kalo di kuil Hindu dan gereja Katolik ada patung itu menurut pengetahuan saya bukan untuk disembah melainkan sebuah simbol gagasan transendental. Ah, ini ada bahasannya sendiri lah...lebih njelimet dan saya lagi males ngebahas hehehe...

Back to dolanan!

Saya percaya manusia secara fisik dan psikis dikendalikan dan mengendalikan energi. Energi ini harus diarahkan. Bermain adalah refleksi sifat pencipta dan peniru dalam manusia. Itu tak dimiliki binatang. Adapun kalo sekarang kegiatan koleksi mainan sudah berevolusi sedemikian rupa, jelas karena penyesuaian perubahan peradaban.Energi harus disalurkan, apalagi jika kebudayaan peradaban sudah jauh berubah. Sekarang ini kebanyakan orang koleksi mainan daripada membuatnya sendiri. Ini karena perubahan pola ekonomi. Daripada bikin kan gampangan beli hehehe.

Sebagai imbas dari energi kreatif, manusia kemudian punya kegiatan koleksi. Koleksi adalah kegiatan mengumpulkan benda yang dimaknai secara khusus oleh manusia.

Bermain dan koleksi mainan merupakan penyaluran insting terdalam manusia yang ingin merefleksikan gagasan. Figure-figure, model diecast dan semacamnya itu adalah sebuah “permodelan ide”. Manusia ingin melihat ide-ide dan fungsi dalam sebuah model. Misalnya gagasan sosok vigilante diwujudan dalam model karakter superhero. Sang kolektor tak puas hanya melihat idolanya dalam komik maupun film. Ia ingin sosok itu “nyata”, bisa dipegang dan dihayati. Jadilah action figure superhero. Action figure adalah simbol gagasan yang diidamkan.

Tak selalu superhero dan idola yang ingin digenggam oleh kolektor. Ada juga tokoh jahat, monster, hantu dll. Di sini kolektor ingin menggenggam model dari sebuah ide tentang kejahatan. Ada perasaan mengendalikan dan mungkin sedikit kekaguman. Makanya ada juga figure berupa tokoh jahat seperti Hannibal Lechter, Vampire dll.

Bagaimana dengan mainan diecast? Kurang lebih mirip. Sang kolektor ingin mendapat kesan wujud tentang gagasan kendaraan. Secara fungsional, ia sudah merasakan mengendarai kendaraan. Namunmengendarai sebagai gagasan bisa ia “genggam” dalam bentuk model. Bahkan kendaran yang sehari-hari ia tak bisa akses seperti pesawat luar angkasa, kendaraan perang dll.

Tentu saja saat kita koleksi dan bermain, kita nggak mikir terlalu njelimet soal filosofis tadi. Karena perasaan itu sudah integral dalam diri kita. Yang tersisa adalah asyiknya hehehe…. 

Arca Durga Mahisashuramardini dalam ruang utara
candi Siwa Prambanan yang dipercaya sebagai perwujudan Putri Rara Jonggrang.

Nah, saya jadi inget soal kisah Roro Jonggrang. Dikisahkan ia minta Bandung Bondowoso membuat candi sebanyak seribu buah sebelum mentari terbit. Bondowoso berhasil menunaikan tugasnya sehingga Jonggrang akhirnya terpaksa ngakalin dengan memukuli lesung, memalsukan pagi.

Kalok menurut ane, ngapain Jonggrang repot-repot minta dibuatin seribu candi? Berapa luas lahan yang diperlukan buat 1000 candi coba? Ntar kalo dituntut ama petani yang kena gusur gimana hayo? Mending dari awal suruh aja Bondowoso bikin action figure full articulated buat dirinya. Dijamin mumet tingkat quantum dah!

Jin mana yang kuat bikin action figure articulated dari batu pula?

Kecuali si jin diem-diem koleksi Hot Toys edisi andesit.

-----------------


Sumber pranala luar:
Emang gimana caranya berdoa yang mujarab?

Sorry, guys…artikel ini tidak hendak menjabarkan dari sudut pandang agama yang klasik ya. Jadi ya mohon maaf kalo kurang memenuhi selera teman-teman tertentu hehehe
So…apa dan gimana cara kita berdoa?

Bagi sebagian orang, doa adalah sekadar meminta dan lalu dikabulkan. So simple? Ya. Mirip meminta sesuatu pada Tuhan lalu Tuhan memberi. Terus apakah bisa kita berdoa tapi tanpa berusaha?

Pasti jawabnya, “Nggak bisa!”

Lho gimana sih? Udah minta kok masih disuruh berusaha?    

               
Kalo saya mengibaratkannya kayak gini. Umpamakan kita adalah anak yang meminta pada ibu.

Suatu hari kita ngomong ke Ibu kita, “Bu, minta jajan!”

Ibu lantas bilang, “Kamu beresin dulu kamarmu, sapu lantainya, ntar Ibu kasih duit kamu beli sendiri di warung sana.”

Jadi Ibu nggak ngasih langsung duit atau jajan melainkan memberikan prasyarat hehehe
Bagi saya doa tidak sama dengan meminta. Doa adalah upaya sinkronisasi kehendak, harapan, usaha dan peluang. Kalo empat hal itu (kehendak, harapan, usaha dan peluang) itu sinkron maka yang diinginkan akan terkabul. Karena itu doa selalu tak bisa lepas dari usaha.

Doa adalah sikap mental menyelaraskan diri biar sinkron. Makanya ada satu teori yang bilang bahwa mengolah fisik (lewat meditasi dan pernapasan) juga bisa membantu doa. Lhah kok malah jadi klenik?

Enggaaak! Ini masih logis. Karena fisik yang sehat akan menyinkronkan alat-alat usaha. Organ tubuh kan termasuk “alat usaha” hehe bayangkan jika fisik nggak sehat kan rejeki bakal susah mampir. Iya to?

Nah meditasi, pernapasan, olah tubuh ato apalah itu bisa bikin badan nyaman, fikiran fokus dan pada ujungnya akan “mengundang hal-hal baik”.

Berdoa adalah soal menyelaraskan kecukupan syarat. Kecukupan syarat apa? Ya, kecukupan syarat agar doa kita terkabul. Itulah yang namanya peluang. Tanpa peluang kan semua tak bisa terjadi. Membuat peluang yang ada menjadi semakin besar tentu saja bukan hal yang mudah. Perlu ada usaha dan sinkronisasi.

Pikiran yang positif juga sebuah syarat untuk sinkronisasi. Karena konon kalo pikiran ruwet, “vibrasi” (waduh benda apaan ini? Hehe) akan mengundang hal-hal nggak bagus. Makanya pikiran harus lepas dan lega. Itulah kenapa kok kadang doa udah minta seserius mungkin, sambil nangis-nangis, bahkan usaha juga udah lebih tapi kok belum terkabul.

Saya kalo berdoa biasanya tidak terang-terangan meminta melainkan menegaskan keinginan akan kecukupan syarat. Jadi salah satu lafal doa saya adalah, “Saya dalam upaya mensinkronkan semua unsur pengabul keinginan saya, duh Gusti Allah berikan saya kecukupan syarat dan bla bla bla…”


Ada sih teknik-teknik detailnya. Sejauh ini 80% manjur untuk hal-hal kecil. Nah, saya lagi eksperimen untuk hal-hal yang lebih besar hehe. Nanti saya kabarin kalo sudah dapat.
Oleh: Gugun (filmmaker indie)

Sebagai hobbyist komik dan film laga, sedikit banyak saya juga bersinggungan dengan bermacam-macam aliran beladiri. Bisa sebagai pengamat maupun praktisi. Keterlibatan saya tersebut ada yang formal, semi-formal maupun otodidak. Kebanyakan sih otodidak atau belajar dari pergaulan.

Salah satu jenis beladiri yang menarik saya dalam kurun 5 tahun terakhir ini adalah Jiu Jitsu. Padahal sebelumnya saya agak "alergi" dengan aliran yang mengutamakan pergumulan di bawah ini. Ada beberapa hal yang keren dari beladiri ini. Bisa saya bilang Jiu Jitsu mentransformasi karakter dan pemikiran saya secara signifikan. Lambat laun saya semakin tersedot dalam memperhatikannya. Saya utak-atik ternyata banyak hal menarik yang bisa saya refleksikan ke dalam kehidupan maupun proses kreatif saya. Setidaknya ada 3 hal utama dari pelajaran Jiu Jitsu yang bisa saya gali.


Pertama adalah konsep "JUU".

"Juu" dalam bahasa Jepang bermakna kelembutan, tidak menentang, mengikuti terpaan tenaga. Konsep dasar Jiu Jitsu adalah mengikuti tekanan atau tenaga lawan, mengarahkannya untuk mengalahkan penyerang itu sendiri. Perumpamaannya, jika lawan mendorong kita tarik, jika lawan menarik kita dorong. Untuk bisa melakukan itu, kita memanfaatkan mekanisme tubuh, kontrol dan "leverage" (akan saya bahas kemudian).

Konsep kelembutan mengalahkan kekerasan adalah konsep favorit saya. Kebetulan karakter saya adalah cenderung melankolis (mengikuti pembagian karakter psikologi ngepop gitu). Orang macam saya nggak suka berkonflik, meskipun gemar menentang arus. Agak paradoks. Sebisa mungkin konflik saya hindari baik dalam perdebatan maupun konfrontasi fisik. Saya selalu membayangkan, berandai-andai bahwa betapa keren ketika seorang pendekar menggunakan ilmu "Juu". Ia bisa membelokkan serangan lawan dengan kelembutan. Mirip di film-filmnya Jet Li. Konsep "Juu" ini saya terjemahkan sebagai "ora ngoyo" kalau dalam pandangan ke-Jawaan saya. Maka sebuah usaha yang ideal itu adalah ketika saya "ora ngoyo". Tentu saja ini tidak diterjemahkan secara fatal sebagai pasif atau malas. Ora ngoyo adalah kondisi di mana kita sudah bersatu dengan kaidah alam semesta, sehingga tenaga bisa tergunakan secara maksimal dengan usaha minimal. Ekonomis banget.

Prinsip "ora ngoyo-jutsu" inilah yang sering saya terapkan dalam menjalani hidup. Nggak ambisius tapi persisten mengejar mimpi. Keras tapi tidak "waton ngeyel" dalam berupaya. Dengan begini saya menghindari depresi ketika banyak langkah-langkah saya gagal.

Contohnya...dakwah yang lembut, lebih membekas dan efektif daripada secara keras (cieee malah ceramah :p )


Kedua adalah konsep "LEVERAGE".

"Leverage" atau ungkitan adalah memanfatkan mekanisme tubuh untuk bisa mengatasi beban yang besar dengan sedikit usaha. Leverage sangat dipengaruhi oleh posisi. Dengan mengatur posisi tubuh kita bisa menyalurkan kekuatan secara optimal. Kalau tidak maka setiap usaha akan menghabiskan energi berlebih.

Ini masih berhubungan dengan konsep Juu. Jadi kelanjutan daripada penerapan konsep Juu adalah mendapat leverage. Di dalam kehidupan nyata, saya selalu berupaya mendapatkan leverage ini. Bisa dalam pergaulan, percintaan, bekerja dll. Istilah sepadan ngepop untuk leverage adalah "posisi wuenakkk" untuk melakukan suatu yang berat. Tanpa leverage maka saya hanya akan menguras tenaga. Berusaha keras namun hasilnya minim. Leverage memang konsep yang cukup abstrak. Bahkan dalam pelajaran Jiu Jitsu sendiri, paling susah mengajarkan yang namanya leverage ini. Hanya bisa dirasakan untuk benar-benar paham. Nggak semudah itu untuk mendapatkan leverage. Namun seiring dengan banyak pengalaman, tak jarang leverage itu bisa didapat dengan mudahnya.

Contoh dari penerapan teknik leverage adalah soal percintaan (cieee yang nggak jomblo)...adalah lebih mudah menembak gebetan, ketika ia sudah suka sama kita duluan. Ah detailnya kita obrolin via japri aja deh ya hehehe


Terakhir adalah konsep soal "ENERGI".

Konsep energi dalam Jiu Jitsu yang saya bahas ini mengikuti definisi dalam medis, fisika, psikologi dll. secara umum saja ya.... Tidak ada soal kesaktian atau kekuatan supranatural. Mari dibedakan konsep "energi" dalam definisi sains dengan "Ki/Qi/Chi" dalam ketabiban Cina tradisional. Bukan berarti saya hendak menafikan konsep tradisional tersebut lho. Panjang itu bahasannya.

Nah...Energi adalah sumber kekuatan untuk bertarung. Kalau tidak dikontrol kita akan lemas. Sebagus bagaimanapun tekniknya kalau energi habis ya percuma saja. Maka setiap teknik bertarung Jiu Jitsu (dan saya pikir hampir semua beladiri) adalah soal bagaimana menggunakan energi secara super efektif. Caranya adalah dengan menerapkan konsep-konsep sebelumnya tadi, Juu dan leverage.

Di dunia nyata, adalah penting untuk fokus kepada hal-hal prioritas daripada membuang energi untuk hal-hal yang kurang perlu. Contohnya...saya sekarang cenderung menghindari debat filsafat dan agama karena tidak cukup efektif untuk memberitakan keyakinan saya. Contoh lain...saya memfokuskan energi untuk mengembangkan hal-hal yang jelas-jelas saya kuasai daripada hal-hal yang banyak dikuasai orang lain.


Dari penerapan 3 konsep tadi, bagaimana itu bisa mengubah karakter saya?

Sejauh ini yang saya rasakan adalah:

-Mengurangi kecemasan

Saya sebelumnya adalah tipe orang yang pencemas. Sering merasa cemas terhadap hal-hal tanpa alasan. Jiu Jitsu melatih bertarung dalam posisi yang secara umum tidak nyaman misalnya ditindih, dikunci, dicekik dll. Dalam Jiu Jitsu, seorang petarung harus merasa nyaman dalam posisi begitu. Dengan penguasaan posisi dan teknik leverage, ia akan membalikkan keadaan. Ini akan susah jika si petarung tidak nyaman dalam posisi tadi.

Dulu saya cemas jika rencana usaha saya jatuh. Namun setelah benar-benar jatuh, saya akhirnya bisa merasa nyaman dan melakukan sesuatu untuk membalik keadaan. Maka jatuh pun tidak berarti gagal. Ibaratnya seorang petarung Jiu Jitsu, walau sudah dijegal atau dibanting, di bawah ia bisa berbuat sesuatu. Kecemasan berkurang, saya pun lebih rileks. Rileks adalah penting untuk membuat saya merasa bahagia dan yakin.

-Lebih jujur pada diri sendiri

Dalam pertandingan Jiu Jitsu, kalau kita kalaih terkunci atau tercekik maka kita harus melakukan "tap". Tap adalah menepuk lantai atau tubuh lawan yang mengalahkan kita sebagai tanda mengakui kekalahan. Semua orang pastinya tak mau kalah. Semua mau jadi juara dan pemenang. Namun tak mungkin semua orang jadi juara. Selalu ada yang kalah dan menang dalam kompetisi.

Dalam Jiu Jitsu, "If you win, you'll be the champion. If you lose, you will learn something."

Tap adalah sebuah sikap mental jujur mengakui keunggulan lawan dan menerima bahwa tekniknya berhasil pada kita. Tidak ada yang hina dari kekalahan. Dalam bertarung, yang menang jadi juara, yang menerima kekalahan adalah ksatria. Sikap mengakui bahwa kita kalah pada awalnya sangat berat. Pasti kita merasa hancur begitu kalah. Namun kekalahan memberi waktu untuk introspeksi. Dalam pertarungan Jiu Jitsu, kalau kita kalah dan tidak melakukan tap, pilihannya antara patah atau pingsan. Jiu Jitsu modern (BJJ) mengajarkan kejujuran itu secara lugas. Jiu Jitsu bukan aliran beladiri sakti yang bisa menyelesaikan semua masalah.

Ketika saya tidak mengakui kegagalan dalam hidup saya, saya dipenuhi rasa dendam. Pikiran saya hanya berisi amarah dan ketegangan. Lalu ketika saya mengakui kegagalan...saya merasa jujur dan tanpa beban. Dan itu kemudian justru menaikkan semangat saya berkali-kali lipat untuk berusaha lagi. Tak peduli berapa kali jatuh namun berapa kali kita bangun. Bagaimana bisa cepat bangun dari kejatuhan? Ya mungkin dengan mengakui bahwa kita jatuh itu...jujur pada diri sendiri. Oke, saya kalah. saya terima. Besok saya coba lagi. Bertarung lagi. Itulah Jiu Jitsu.

-Lebih mudah berbahagia 

Ya...saya bisa cukup berbahagia ketika berlatih. Saya merasa nyaman. Itu semua semacam bonus ajaib dari berlatih Jiu Jitsu.  Saya sering menghadapi banyak kegagalan. Dulunya seing stress dan depresi. Setelah melakoni Jiu Jitsu agaknya itu bisa berkurang. Bisa lebih bahagia dengan cara yang "ora ngoyo".

Akhir kata...itulah bagaimana Jiu Jitsu ternyata bisa saya gunakan sebagai alat untuk mengembangkan diri saya. Saya pikir setiap aliran beladiri memiliki keunikan dan keunggulannya masing-masing.


*) Catatan sedikit soal definisi dan sejarah Jiu Jitsu

JIU-JITSU, JUJITSU, JUUJUTSU ( sering ditulis “Jujutsu” saja) adalah nama untuk aliran beladiri asal Jepang yang menggunakan prinsip kelemasan (Juu) melawan kekuatan. Ada banyak aliran dalam Jujutsu. Beberapa aliran itu ada yang masih bertahan dan ada yang sudah punah. Seorang pakar Jujutsu dari Jepang bernama Jigoro Kanoo menggabungkan beberapa aliran Jujutsu tradisional menjadi seni beladiri baru bernama Juudo (sering ditulis “Judo” saja). Bisa dianggap bahwa Judo adalah modernisasi dari Jujutsu klasik yang mana teknik-teknik mematikannya sudah dihilangkan. Jigoro Kanoo melakukan ini agar Jujutsu bisa diterima oleh masyarakat luas. Sebelumnya Jujutsu telah mendapat cap buruk di masyarakat karena sering disalahgunakan untuk kejahatan.

Seorang murid Jigoro Kanoo bernama Mitsuyo Maeda kemudian mengajarkan Judo di Brasil. Salah satu muridnya bernama Carlos Gracie. Carlos kemudian mengajari saudaranya yang bernama Helio Gracie. Carlos dan Helio Gracie bersaudara kemudian memodifikasi ajaran Maeda menjadi lebih efektif. Lewat usaha mereka ini terciptalah Jujutsu ala Brasil yang kemudian dikenal sebagai Brazilian Jiu-Jitsu alias BJJ.

Teknik Jiu-Jitsu Brasil mengutamakan pergumulan di bawah yang dalam Judo disebut Ne-waza. BJJ menjadi aliran yang cukup unik berbeda dengan Jujutsu tradisional Jepang maupun Judo karena juga mengadopsi teknik-teknik gulat.

Kebetulan saya sendiri lebih sering menyebut Jujutsu modern non-Jepang (yang berkembang sejak BJJ dan setelahnya) dengan Jiu-Jitsu/Jiu Jitsu (ini adalah pelafalan orang Amerika untuk Jujutsu). Ini untuk membedakannya dengan Jujutsu tradisional Jepang. Di luar Jepang sendiri banyak varian Jujutsu yang memakai nama dengan ejaan berbeda.



LOA adalah sebuah teori tentang hukum alamiah dimana kita menarik hal-hal tertentu ke dalam hidup kita (cinta, uang, pekerjaan, cita-cita dll) sesuai dengan "frekuensi" pikiran kita.

Beberapa bilang bahwa LOA adalah sebuah pseudo-sains yang lebih dekat ke hal-hal paranormal atau irasional. 

Coba yuk!

Secara nggak sadar ternyata saya juga menerapkan teknik-teknik LOA untuk mencapai sesuatu dalam hidup. Kebanyakan berhasil. Sekarang bahkan saya mencoba menerapkannya untuk hal yang lebih besar. Sekalian mau buktiin nih teori nonsense atau bekerja.


Berdasarkan pengalaman, teknik LOA yang saya terapkan 90 persen berhasil. Yang belum berhasil kebanyakan berhubungan langsung dengan prinsip "kehendak bebas" orang. Kita nggak bisa pakai LOA untuk mengontrol jalan hidup orang.

Tekniknya:

1. Kalau kita ingin sesuatu, bayangkan kita sudah mendapatkannya. Kita bayangin sedetail-detailnya, perasaan-perasaan yang menyertainya. Jadi jangan mikir kita ingin dapat! Tapi bayangin UDAH DAPAT dan rasanya gimana. Detail. Bayangin dari sudut pandang orang pertama. Lakukan sering tapi ya nggak sering banget. Anda ukur sendiri.

2. Keinginan harus mantab tapi tidak terlalu terikat. Nothing to lose andai nggak dapet (nha ini susah). Jangan mikir gimana kalau gagal. Jangan bayangin kegagalan karena biasanya gagal beneran. Jangan ada kata negatif macam "tidak", "jangan" dll.

3. Jangan terlalu mikir bagaimana caranya mendapatkan. Bayangin aja rasanya kalau dapet. Syukuri pula yang udah pernah didapat. Juga jangan terlalu obsessed. Biasa aja. Anggap mendapatkan itu mudah karena memang wajar anda mendapatkannya.

Kalau gagal sih biasanya itu akan membawa anda ke hal-hal baru. Biasanya juga kalau itu berat atau gagal, akan ada semacam perasaan begitu. Ada semacam pemberitahuan kalau "pesanan macet" hehehe.

Jadi LOA bukan teknik dewa loh. Ini hanya satu cara...

LOA bukan sains. Ini cuma salah satu teknik sinkronisasi pikiran dan tindakan. jadi jangan bayangin anda bisa dapat misalnya mobil terus tiba-tiba besok anda dapat mobil. Ada proses yang natural. Nggak ada magic-magic-nya loh.

Jika anda ingin mobil, maka pikiran anda akan selaras dengan tindakan anda menuju ke sana. Pada level berikutnya tindakan akan selaras dengan peluang-peluang yang ada. Di sini jadi agak ajaib biasanya karena peluang itu muncul tanpa diduga. Nah, nggak usah dianalisa lebih jauh ketika peluang itu muncul. Nikmati aja.

Sekarang saya mau test sekali lagi teknik LOA yang pernah saya terapkan. Yang saya inginkan lumayan berat untuk ukuran kantong dan kondisi saya. Nanti saya akan update status ketika "pesanan" itu sudah sampai :)
 
Copyright © 2015    LABILGAIB
Distributed By Gooyaabi Templates